Have you ever searched for words to get you in their heart.. But you don’t know what to say..
And you don’t know where to start.. Have you ever closed your eyes and dreamed that they were there..
And all you can do is wait for that day when they will care..

Saturday, 14 June 2014

Sugar Afternoon - Chapter 2




Jumat, 11 Mei
Hari ini dia tidak ada di lapangan, padahal sang Pencipta telah berbaik hati tak menurunkan lagi hujan. Permainan sepakbola itu tetap ada, hanya saja bukan dia yang berdiri menghalang gawang. 30 menit aku menanti, dan harapan itu musnah. Yang tersisa hanya seribu tanya, ke mana dia ? ada apa dengannya? Mengapa menghilang? Dan saat seperti inilah aku menyesali diamku, karena pertanyaan itu takkan menemukan jawabnya.

“Hey, Naia. Ada apa sih dari tadi lihat keluar jendela terus?” Angga, waiter yang juga bekerja part-time di rendez-Vous, menepuk bahuku. Aku segera mengalihkan perhatianku sambil tersenyum. Huff, tanpa sadar hati ini terus berharap ada keajaiban kecil, tiba-tiba menemukannya di tengah lapangan seperti biasa.
“Nggak apa-apa. Cuma khawatir hujan aja, soalnya aku lupa bawa payung,” elakku.
“Yaelah, khawatir hujan aja mukanya udah kayak lagi patah hati. Cuma air jatuh dari langit juga,” Angga berkomentar santai sambil membereskan meja di dekatku.
Kujatuhkan pandanganku sekali lagi ke arah lapangan, sebelum bergerak menjauh dari jendela dan membantu Angga. “Heh, emang muka orang lagi patah hati kayak gimana?”
“Ya kayak kamu sekarang. Manyun terus, kusut, kayak mau nangis.”
“Ngarang ah,” aku menyikut Angga. Iya, Angga pasti ngarang. Nggak mungkin lah aku patah hati, kenal dia aja nggak. Iya kan?

* * * * *

Rabu, 16 Mei
Where are you??
Lagi-lagi seseorang yang lain yang berdiri di gawangnya. Dan lagi-lagi akan kuhabiskan sisa hari dengan siksaan pertanyaan.
Tuhan, memang terlarangkah? Sehingga kau ambil dia dari tatapanku?

* * * * *

Hey, Naia, can I talk to you for a min?” Carissa menghampiri aku saat aku bersiap-siap untuk pulang. “Sure. What’s up?” tanyaku.
“Aku bisa tukeran shift kerja denganmu akhir minggu ini nggak? I have mid-test this Saturday,” kata Carissa.
No prob. So, kau akan kerja Jumat sore, dan aku Sabtu sore?”
Yup. Seriously you don’t mind with that?” Carissa memastikan. “Easy, Sa. Aku libur kok hari Sabtu. Dan mengingat setiap weekend jalanan di kota kita tercinta selalu macet mampus, aku tak pernah punya rencana apa-apa,” aku menepuk bahu Carissa.
Thank you, Naia,” Carissa memelukku.
Yup. No prob. Hanya satu kali lagi absen menatap malaikat senja itu. Toh dia juga mungkin tidak akan pernah lagi muncul di lapangan itu.





No comments:

Post a Comment