11 hari yang lalu, aku nonton film The Forest.
Film dengan genre horor ini berlatar belakang hutan
Aokigahara di Jepang – hutan yang dikenal sebagai tempat bunuh diri yang
terkenal di negara itu. Well, gara-gara nonton film itu, jadi penasaran sih
dengan hutan Aokigahara – atau yang lebih dikenal dengan nama Aokigahara Jukai
(Sea of Trees) – yang letaknya di salah satu kaki gunung Fuji. Dan akhirnya
jadilah browsing sana sini.
Mount Fuji
Gunung Fuji
adalah ciri khas dari geografi Jepang. Gunung itu berdiri 3.776,24 m (12.389 kaki) dan terletak dekat pantai Pasifik dari pulau Honshu tengah, di
barat Tokyo. Gunung ini melintasi batas prefektur Shizuoka dan Yamanashi. Tiga kota kecil yang mengelilinginya : Gotemba ke timur,
Fujiyoshida ke utara, dan Fujinomiya ke barat daya. Gunung ini juga dikelilingi
oleh lima danau : Danau Kawaguchi, Danau Yamanaka, Danau Sai, Danau Motosu, dan Danau Shoji. Kelima danau ini, dan
Danau Ashi yang berada di dekatnya, memberikan pemandangan yang sangat bagus
dari gunung Fuji. Gunung ini dapat dilihat secara kejauhan dari Yokohama, Tokyo, dan
kadang-kadang sejauh Chiba, Saitama, Tochigi, dan Danau Hamana ketika langit jernih. Terutama
di musim dingin, gunung ini dapat dilihat dari Shinkansen sampai mencapai stasiun
Utsunomiya.
(wikipedia.org)
Aokigahara Jukai
Aokigahara
adalah hutan yang terletak di dasar Gunung Fuji, kurang dari 100 mil sebelah
barat Tokyo. Secara lokal, juga dikenal dengan nama Jukai ("Sea of
Trees") karena kepadatan yang sangat tinggi dari pohon-pohon di sana. Sangat dicari oleh wisatawan karena terdapat dua gua yang terletak di di sana : Gua Es dan Gua Angin.
Hutan ini adalah hutan yang unik dalam banyak hal;
nyaris tidak ada satwa liar apapun di dalamnya sehingga sangat sepi. Namun, ketenangan ini
menyembunyikan sisi yang lebih mengerikan dari itu dikarenakan Aokigahara
adalah tempat bunuh diri nomor satu di Jepang.
Ketenangannya
telah menarik orang untuk berpikiran bahwa hutan itu berhantu, dan banyak orang
Jepang yang tidak akan berani masuk hutan tersebut. Hal ini mengakibatkan
lahirnya lebih banyak lagi mitos seputar Aokigahara.
Disebut
"tempat yang sempurna untuk mati," hutan Aokigahara memiliki
keistimewaan yang tidak menyenangkan sebagai tempat kedua yang paling populer
di dunia untuk mengambil kehidupan seseorang – yang pertama adalah Jembatan Golden Gate. Sejak tahun 1950-an,
pengusaha Jepang telah berjalan memasuki
hutan tersebut, dan setidaknya 500 dari mereka tidak
keluar lagi, dengan laju peningkatan antara 10 dan 30 per tahun. Baru-baru ini angka
tersebut telah meningkat lebih banyak lagi, dengan catatan 78 kasus bunuh diri
pada tahun 2002.
Spiritualis
Jepang percaya bahwa bunuh diri yang dilakukan di hutan telah meresap ke dalam
pohon-pohon Aokigahara, menghasilkan aktivitas paranormal dan mencegah banyak
orang yang telah masuk untuk melarikan diri dari kedalaman hutan. Yang juga memperumit adalah kejadian umum bahwa kompas
menjadi tidak dapat digunakan di
hutan tersebut dikarenakan oleh endapan besi magnetik
dalam tanah vulkanik di daerah itu.
Karena luasnya
hutan, pengunjung yang putus asa tidak memungkinkan untuk menemukan siapa pun
di dalam hutan yang disebut "Sea of Trees" tersebut, oleh karena itu polisi telah memasang tanda-tanda
bertuliskan "Hidup Anda adalah hadiah berharga dari orang tua Anda"
dan "Silakan berkonsultasi dengan polisi sebelum Anda memutuskan untuk
mati!" di pohon-pohon di seluruh hutan tersebut.
Namun hal ini tidak menghalangi orang-orang yang
bertekad untuk melakukan bunuh diri di hutan ini. Setiap tahunnya sekitar 70
mayat ditemukan oleh relawan yang membersihkan hutan, namun banyak yang
selamanya hilang di dalam hutan sangat lebat ini. Pemerintah Jepang menutupi informasi
mengenai jumlah pasti yang bunuh diri agar tidak membuat tempat itu menjadi lebih populer.
Pada beberapa yang tidak yakin apakah mereka
siap untuk mati, mereka sering mengulurkan pita di belakang mereka,
menggunakannya seperti penunjuk arah untuk membimbing mereka kembali ke tempat
yang aman. Dalam kebanyakan kasus jika Anda mengikuti pita, Anda akan menemukan
sesuatu di akhirnya. Entah Anda menemukan mayat atau Anda menemukan jejak bahwa
seseorang pernah ada di sana.
Penduduk
setempat mengatakan mereka dapat dengan mudah menentukan tiga jenis pengunjung yang datang ke hutan : petualang
yang tertarik dengan pemandangan indah Gunung Fuji, orang yang penasaran
berharap untuk melihat sekilas hal-hal yang mengerikan, dan jiwa-jiwa yang
tidak berencana untuk kembali.
Mereka yang berharap
untuk mengakhiri hidup mereka mungkin tidak mempertimbangkan dampak bunuh diri
terhadap penduduk setempat dan pekerja hutan. Dalam kata-kata seorang warga
setempat, "Ini sangat mengganggu saya bahwa daerah itu terkenal sebagai
tempat bunuh diri." Dan seorang petugas polisi setempat mengatakan,
"Saya telah melihat banyak mayat yang telah benar-benar membusuk parah,
atau telah diambil oleh binatang liar ... Tidak ada yang indah tentang mati di
sana."
Para pekerja
hutan merasa lebih buruk lagi daripada polisi. Para pekerja harus membawa mayat
turun dari hutan ke pos lokal, di mana mayat diletakkan di ruangan khusus yang
digunakan spesifik untuk menyimpan mayat bunuh diri. Para pekerja hutan
kemudian bermain batu-kertas-gunting untuk mengetahui siapa yang harus tidur di ruangan bersama dengan mayat-mayat tersebut. Hal ini
diyakini bahwa jika mayat dibiarkan saja, itu adalah nasib buruk bagi yūrei (hantu) dari korban bunuh diri
tersebut. Roh mereka dikatakan akan berteriak sepanjang malam, dan tubuh mereka
akan bergerak sendiri.
Tetapi bunuh diri hanyalah setengah dari cerita
digambarkan dalam film The Forest; ada juga soal hantu. Ternyata, Aokigahara juga memiliki
reputasi yang sangat tua sebagai salah satu tempat paling berhantu di Jepang.
Hutan itu diyakini dihuni oleh yūrei - hantu
Jepang. Menurut cerita rakyat Jepang, jiwa seseorang akan menjadi yūrei jika mereka mati dengan cara
kekerasan atau dengan pikiran buruk di kepala mereka dan upacara pemakaman yang
sesuai tidak dilakukan setelahnya. Kematian karena bunuh diri di Aokigahara
Forest yang terisolasi memenuhi ketiga kriteria ini, sehingga tidak heran
tempat ini dikatakan penuh dengan roh yang mengganggu.
(atlasobscura.com)(aokigaharaforest.com)(bustle.com)(dailymail.co.uk)
Dan dari hasil browsing baca-baca
iseng tersebut, ada satu link yang
menyebutkan beberapa novel fiksi horor dengan berlatar belakang hutan
Aokigahara – dan salah satunya adalah Suicide Forest by Jeremy Bates. Dilihat dari review
di Goodreads sih rata-rata bilang bagus. So,
I searched its e-books version - karena versi ini seringkali lebih praktis.
And now, I’m in page 224 of 307. Berhubung udah nonton The Forest, jadinya lumayan
kebayang seperti apa hutan tersebut, papan peringatannya, pita-pita yang melintang
di antara pepohonan, dan seberapa padatnya pepohonan di hutan tersebut. Jadi
lebih berasa horornya.