Yoga melangkah memasuki locker karyawan untuk menemui Rion yang tengah membereskan
barang-barangnya. Jam kerja overtime-nya
sudah selesai setengah jam yang lalu, dan Yoga bersyukur masih menemukan pemuda
itu di locker.
“Ri, ada sesuatu buatmu,” Yoga mengulurkan sebuah
kertas quisioner pada Rion. “Heh, quisioner paper? Memangnya Rendez-Vous sedang menyebarkan ini ya?
Kok aku baru tahu?” tanya Rion heran.
“Nope, I
just found one inside my monthly report book, and took one lil’ initiative, who
had thought it would end up good,” Yoga melambai dan menghilang dari
ruangan.
Rion melirik selintas kertas di tangannya, berisi
nama seorang gadis – Clara Sandryatifa, program studi – Teknik Kimia, nomor
handphone, alamat email, beberapa tanda silang dalam kolom sangat
setuju-setuju-kurang setuju-tidak setuju-sangat tidak setuju. Namun sebuah
tulisan di kolom kritik dan saran – di bagian paling bawah quisioner – menarik perhatian Rion. Kalimat singkat dengan tulisan
tangan rapi.
Peppermint tea-nya beneran enak kok..
Dan aku lebih suka peppermint tea buatanmu.. :)
Dan Rion segera menyimpan kertas quisioner itu ke dalam saku jaketnya,
sambil tersenyum. He'll give her a call tonight, for sure..
No comments:
Post a Comment