sudah lama aku tak menatap satu sudut langit itu, ketika wajah dipaksa terus mengarah ke gugusan cahaya lainnya.. namun semalam, saat rindu membuncah, mendesak untuk melirik sang kilau mungil pemilik hati, ia telah menjelma menjadi cahaya terang mempesona.. dan aku kembali jatuh, merindu satu masa saat aku masih dapat bebas menatapnya.. bebas untuk mengaguminya..
ah, Pencipta, mengapa harus wajah ini dipalingkan? mengapa tak berhak lagi kutatap kilau itu? mengapa aku merasa bahwa mimpi sederhanaku takkan mungkin lagi jadi nyata?
ah, sang Penguasa Semesta, aku rindu dia..
No comments:
Post a Comment