Have you ever searched for words to get you in their heart.. But you don’t know what to say..
And you don’t know where to start.. Have you ever closed your eyes and dreamed that they were there..
And all you can do is wait for that day when they will care..

Saturday 13 September 2014

Dengar Bisikku - The Rain








kadang aku berpikir
dapatkah kita terus coba
mendayung perahu kita
menyatukan ingin kita

sedang selalu saja
khilaf yang kecil mengusik
bagai angin berhembus kencang
goyahkan kaki kita

genggam tanganku jangan bimbang
tak usahlah lagi dikenang
naif diri yang pernah datang
jadikan pelajaran, sayang
dengar bisikanku, oh dinda
coba lapangkan dada kita
terima aku apa adanya
jujur hati yang kita jaga

mengapa selalu saja
khilaf yang kecil mengusik
bagai ombak yang besar
goyahkan kaki kita

genggam tanganku jangan bimbang
tak usahlah lagi dikenang
naif diri yang pernah datang
jadikan pelajaran, sayang
dengar bisikanku, oh dinda
coba lapangkan dada kita
terima aku apa adanya
jujur hati yang kita jaga

bila gundahmu tak menghilang
hentikan dulu dayung kita
bila kau ingin lupakan aku
ku tak tahu apalah daya



Tuesday 2 September 2014

Four Horsemen of the Apocalypse





Berawal gara-gara nonton Sleepy Hollow the series yang ngebahas tentang four horsemen of apocalypse, jadi penasaran juga tentang hal-hal itu.. akhirnya sedikit browsing deh..


Illustration by John Steele


Four Horsemen of the Apocalypse atau 4 penunggang kuda pembawa kiamat adalah simbol dari kejadian yang berbeda dimana terjadi pada akhir dunia, terdiri dari penaklukan (conquest) yang menunggang kuda putih, perang (war) yang menunggang kuda merah, kelaparan (famine) dengan kuda hitam,dan kematian (death) dengan kuda berwarna pucat (pale).



Penunggang pertama juga disebut Pestilence, dan dihubungkan dengan penyakit menular atau wabah. Ia mengayunkan busurnya untuk menyebarkan wabah penyakit. Di punggungnya bergetar kuningan yang diisi dengan panah beracun berisi kuman segala penyakit. Ia juga mengenakan mahkota, dan menunggangi kudanya seperti layaknya penakluk yang menguasai daerah taklukannya.



Penunggang kedua seringkali mewakili perang atau pembunuhan besar-besaran. Kudanya berwarna merah. Warna ini, juga penunggang yang menggenggam pedang, menandakan pertumpahan darah. Ia diberi kekuasaan untuk mengambil kedamaian dari bumi dan membuat manusia membunuh manusia lainnya. Penunggang kedua biasanya dihubungkan dengan perang sipil sebagai kebalikan dari perang penaklukan yang dibawa oleh penunggang pertama.



Penunggang ketiga mengendarai kuda hitam dan dikenal sebagai kelaparan. Sebagaimana ia membawa timbangan, ia menunjukkan bagaimana roti ditimbang pada masa-masa kelaparan. Masa ini ditandai oleh harga beras yang sepuluh kali normal sehingga pekerja berjuang untuk memberi makan keluarga mereka. Penunggang ketiga menunjukkan pada kelaparan besar yang terjadi, biasanya sebagai dampak perang yang dihasilkan penunggang kedua.




Penunggang keempat dan terakhir dinamakan kematian. Dikenal sebagai 'the pale rider' di antara penunggang lainnya. Tidak seperti penunggang lainnya, dia tidak digambarkan membawa senjata atau benda lainnya, namun ia diikuti oleh Hades (tempat beristirahat orang-orang yang telah mati). Penunggang keempat merupakan kombinasi dari penunggang lainnya. Ia akan membawa peperangan lebih lanjut dan kelaparan dahsyat beserta penyakit dan wabah mengerikan.



Illustration by Sebastian Giacobino



dari berbagai sumber