waktu itu aku lagi jaga shift 3 bareng satu asisten steril aku, Valas, dan dia nyetel radio ardan. biasa lah, radio ardan jam 10 malem suka ada acara tertentu, aku ga hapal acara apa kalau hari Jum’at – cuma hapal jadwal kamis malam dan sabtu malam doang, soalnya kemaren ada yang hobi ngedoktrin buat ngedengerin, ehehe. Jum’at lalu ternyata sang penyiarnya ngebahas soal galau. hmm, lagu-lagu yang diputer juga ternyata ga jauh dari galau.
“..meski waktu datang dan berlalu sampai kau tiada bertahan,
semua takkan mampu mengubahku,
hanyalah kau yang ada di relungku..”
[kahitna]
kalau kamu lagi galau, lagi ada masalah, kamu bakal tenang kalau udah cerita sama siapa?
itu pertanyaan dari sang penyiar. hmm, kalau aku disuruh jawab, aku bakal bingung sendiri. soalnya aku bukan tipe orang yang suka cerita ke orang lain kalau ada masalah. yah, paling juga ngeluh dikit sana-sini, di status twitter, di status plurk, kalau pas ketemuan sama anak-anak. that's all. but overall, I prefer to keep it myself and solve it alone. mehe-mehe di tempat tidur atau pas lagi sholat, trus dialog sama diri sendiri, aku tuh maunya apa, maunya gimana. karena toh katanya semua jawaban dari masalah yang kita hadapi sudah ada di diri kita sendiri kan?
“..di manakah cinta yang dulu pernah kau puja,
di manakah hati yang dulu pernah kau beri..”
[mike mohede]
“..Romeo save me I’ve been feeling so alone,
I keep waiting for you but you never come,
is this in my head? I don’t know what to think,
he knelt to the ground and pulled out a ring..”
[taylor swift]
“..I’d never sing of love,
if it does not exist,
but darling, you are the only exception..”
[paramore]
“..and where are you now, now that I need you?
tears on my pillow wherever you go,
I’ll cry me a river that leads to your ocean,
you never see me fall apart..”
[destiny’s child]
pacar itu merupakan bagian dari hidup kita, dia itu nafas hidup kita, kalau ga ada itu kita bakal berada di tempat yang gelap
statement sang penyiar yang bikin aku mengerutkan dahi. weits, ntar dulu, mas. ga semua orang berpendapat seperti itu, at least aku ga mikir kayak gitu kok. toh, sejauh ini tanpa pacar aku masih bisa bertahan hidup, ga kemudian terjerumus ke dalam kegelapan dan jadinya depresi – well, kecuali dengan masalah pertanyaan yang diawali dengan kata ‘kapan’, ehehe. tapi kadang aku suka kesel sama pemikiran seperti itu. bukan karena mereka mendewakan pacar, tapi karena mereka menganggap aku juga harus seperti itu. dan mereka men-judge dengan sesuka hati kalau hidup aku sengsara banget hanya karena status aku yang masih jomblo! owh, puh-lease!
huff, jadi inget pernyataan salah satu rekan kantor aku, ‘seriusan bu arum ga punya pacar? pasti bu arum orangnya ga pernah main ya? pasti pulang kerja langsung ke rumah trus diem aja di kamar’. heh, you judged me too far, you know. You even don’t have any idea who I really am. kenyataannya hampir setiap hari aku pulang malam ke rumah – Monday/Tuesday : movie time with besties, Wednesday hang-out time till night, practice class on Thursday, me-time on Friday, and family time-girls only on Sunday. belum sebentar lagi bakal nambah kelas baru. okay, jadi kapan waktunya aku ‘diem aja di kamar’?! huff, ga tau kenapa, tapi yang sekarang ada di pikiran aku, kalau aku punya pacar, kapan aku pacarannya? kapan aku istirahatnya? kapan aku punya waktu untuk diri aku sendiri? well, kecuali kalau dia... hyaa, khayalan tingkat tinggi.. syuh syuh.. XD
“..aku bertahan karna ku yakin cintaku padamu,
sesering kau coba tuk mematikan hatiku,
takkan terjadi yang aku tahu kau hanya untukku..”
[rio febrian]
“..kini harus aku lewati sepi hariku tanpa dirimu lagi,
biarkan kini ku berdiri melawan waktu tuk melupakanmu,
walau pedih hati namun aku bertahan..”
[glenn fredly]
“..oh you know, you know, you know,
I’d never ask you to change,
if perfect is what you're searching for,
then just stay the same..”
[bruno mars]
